Cara membubut poros eksentrik adalah suatu jenis pembubutan dimana benda kerja memiliki lebih dari 1 sumbu. Jarak eksentrik diperoleh dari menggeser sumbu utama. Langkah awal pekerjaan pembubutan adalah dengan mencermati gambar kerja. Hasil pencermatan pada gambar tersebut diperoleh informasi bahwa material benda kerja adalah dari mild steel dengan ukuran awal sebesar Ø25X55 mm. Harga kekasaran permukaan yang diinginkan adalah sebesar N6 dan tidak terdapat tanda pengerjaan khusus lainnya. Tanda batas toleransi tidak ada yang tertulis secara khusus, hal ini menunjukkan bahwa toleransi ukuran yang digunakan adalah toleransi umum. Jenis pekerjaan pada job cara membubut poros eksentrik cukup banyak yaitu: bubut muka, bubut rata bertingkat, champer, dan membubut eksentris.
Persiapan cara
membubut poros eksentrik
1.
Mempersiapkan mesin bubut dan peralatan pendukung lain yaitu:
jangka sorong dengan ketelitian min 0,05 mm, pahat bubut rata, senter putar,
cekam independent rahang 4 dan high gauge.
2.
Memasang pahat bubut rata pada toolpost sedemikian
rupa agar posisi ujung sisi sayat setinggi titik center benda kerja.
3.
Memeriksa dan memposisikan tuas pengatur putaran sesuai hasil
perhitungan rpm benda kerja, demikian juga tuas pengatur gerakan feeding mesin
sesuai untuk memperoleh kualitas permukaan yang diinginkan.
4.
Mencekam benda kerja sedemikian rupa pada rahang 3 otomatis agar
dapat mengerjakan sisi kiri benda kerja dengan Ø22 mm. Penjepitan benda kerja
diupayakan center/tidak oleng dan harus mempertimbangkan jarak bebas terhadap
gerakan pahat agar tidak menabrak cekam mesin bubut pada saat proses
pengerjaan.
5.
Melakukan pembubutan muka, sebaiknya cukup dilakukan dalam 1
kali penyayatan saja sampai permukaan yang rata. Penyayatan dapat dilakukan
secara manual maupun dengan menggerakan eretan atas secara otomatis.
6.
Melakukan pembubutan lurus rata untuk Ø22 mm dengan panjang 32
mm (30+2 mm). Pengerjaan pembubutan dengan konsep dan cara yang sama seperti
pada pengerjaan poros bertingkat sederhana. Penyesuaian ukuran yang ingin
dicapai, khususnya pada pengaturan ukuran menggunakan skala nonius eretan.
7.
Mengubah posisi pahat bubut sedemikian rupa agar dapat melakukan
pembuatan chamfer sebesar 1X45O pada dan Ø22 mm tersebut.
8.
Membalik penjepitan benda kerja untuk melakukan pembubutan muka
sampai diperoleh ukuran panjang total benda kerja sebesar 50 mm. Pengaturan
titik nol eretan dan tebal penyayatan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
9.
Melepaskan benda kerja yang sudah selesai dilakukan pembubutan
awal.
10. Membuat gambar atau
beri tanda permukaan benda kerja yang sebelah kanan untuk menentukan posisi
titik pusat/center eksenstrisnya dengan cara menggoresnya dengan
menggunakan high gauge. Jarak eksentris yang ditentukan adalah
sebesar 5 mm (perhatikan gambar kerja)
Pengerjaan cara
membubut poros eksentrik
1.
Mengganti cekam mesin bubut dengan cekam independent rahang 4.
2.
Memasang benda kerja sedemikian rupa pada cekam independent
rahang 4 agar dapat mengerjakan sisi kanan dengan Ø10 sepanjang 20 mm:
·
Mengatur posisi penjepitan benda kerja agar titik center
eksentrisnya segaris dengan center mesin bubut dengan mengatur posisi
masing-masing rahang sesuai posisi yang diinginkan.
·
Gunakan senter putar kepala lepas untuk mengecek posisi apakah
titik center eksentrisnya sudah segaris dengan center mesin bubut.
·
Apabila posisi titik center eksentrisnya belum tercapai, maka
posisi masing-masing rahang diatur kembali sedemikian rupa agar tercapai jarak
eksentris sebesar 5 mm.
3. Melakukan pembubutan rata untuk Ø10 sepanjang 20 mm.
·
Sebaiknya menggunakan putaran benda kerja yang lebih rendah dari
hasil perhitungan rumus standarnya untuk alasan keselamatan. Hal ini
dikarenakan adanya jarak eksentris sehingga pada saat penyayatan awal akan
terjadi pembubutan yang discontinue, yaitu pada satu siklus putaran benda kerja
akan ada saat pahat menyayat benda kerja dan bebas tanpa menyayat. Hal ini akan
mengakibatkan adanya beban kejut pada pahat bubut maupun benda kerja.
·
Tebal penyayatan juga mempertimbangkan kondisi di atas, sehingga
sebaiknya mengatur tebal penyayatan yang relatif tipis terlebih dahulu.
·
Pada saat kondisi pembubutan yang discontinue sudah tidak
terjadi, putaran benda kerja dan tebal penyayatan dapat disesuaikan kembali
dengan hasil perhitungan rumus standarnya.
·
Melakukan penyayatan sampai dengan tercapai Ø10 sepanjang 20 mm.
4. Mengubah posisi
pahat bubut sedemikian rupa agar dapat melakukan pembuatan chamfer sebesar 1X45O pada
dan Ø10 mm tersebut.
5. Proses pekerjaan
sudah selesai. Lepaskan benda kerja dan lakukan prosedur kebersihan sebagaimana
tata tertib yang berlaku di bengkel pemesinan.
No comments:
Post a Comment